Ada tiga hal yang kita tidak
mengetahui sedikitpun tentang hal ini, yakni perkara Jodoh, Rezeki dan
kematian, banyak hal yang meng-isyaratkan seseorang akan mendapat jodoh dengan
si dia, namun upaya yang dilakukannya untuk mendapatkannya hampir bisa dibilang
sudah maksimal, namun justru si perempuan malah berjodoh dan bersanding dengan
orang lain, begitu pula perkara hal kematian, banyak dari kami dilingkungan yang
berusia muda, justru malah dalam hidupnya lebih dahulu menghadap Allah SWT dan
meninggalkan kami yang ada didunia ini untuk selama-lamannya. Kematian tidak
mengenal usia muda, usia remaja, usia dewasa hingga usia tua, baik saat kondisi
segar bugar ataupun saat kondisi sakit
melemah, ketika takdir Allah datang, maka saat itulah seluruh urusan dunia
ditutup.
Tepat di hari Jumat tanggal 3 Maret 2017, pukul 16:30
WIB, Allah SwT telah menetapkan dan mentakdirkan akan kehidupan seseorang, Innalillahi wa innaillahi roijun, kondisi ini yang saat itu
dialami oleh Rekan kami, Sahabat kami, Bapak kami, orangtua kami, Kakek kami,
Teman sejawat kami, Jamaah masjid kami, yang tecinta bapak H. SUPARMAN Bin KASIDJAN, tepat diumur 64 tahun lebih 2 bulan, beliau
lahir di Bogor, tanggal 18 Januari 1953, meninggal pada tanggal 3 Maret 2017,
di rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi barat, saat gagal dalam proses cuci darah untuk yang
kesekian kalinnya, upaya untuk menjaga kesehatannya agar tetap bugar sejak menderita sakit ditahun
2011 , sudah maksimal Beliau lakukan, baik yang sifatnnya kegiatan fisik ringan
maupun dalam mengatur pola makan, termasuk juga rutin kunjungan ke Dokter perusahaannya
tempat beliau bekerja. se-iring dengan sakit yang dideritanya, tak kunjung
putus kami sesama Rekan, baik yang pernah bekerja di Kedinasan yang sama di
Telkom, maupun di lingkungan tempat tinggal beliau. ucapan memberi semangat dan
kesediaan untuk tetap sabar dalam ujian dari Allah Swt, sering menjadi
kewajiban kami mengingatkan dan terus menyemangati beliau. kurun waktu juga yang
terus menerus menghitung proses penyakit beliau, bertahan hingga hampir 6 tahun dalam kondisi sakit, dan harus
berulang kali cuci darah, menjadi keprihatinan bagi kami sebagai tetangga ,
rekan dan sahabat, saat-saat beliau harus terbaring
dirumah sakit maupun di-rumah
beliau. terlebih bila ada acara-acara yang harusnya melibatkan beliau di Acara
Ke-RT-an maupun di Acara ke-RW-an, mengingat hampir semua kegiatan dilingkungan
tempat tinggalnya, maupun diwilayah RW, beliau selalu mensupport dan punya peran sentral, bersama Pak RW Bpk
H.Hartiyo, serta Bpk H. Deddy Effendi S.Sos, ketua Rt.02, serta Bpk .
Supriyatno, ketua Rt.05, dalam mensuskseskan
sebuah acara bahkan di acara yang lebih luas seperti Lomba Jalan Sehat, pertemuan
dengan Wakil presiden, saat kunjungan sang Wapress tahun 2010 ke Kantor RW 18
Kelurahan Aren Jaya, dalam acara apresiasi program PNPM Mandiri. Waktu itu
Wapresnya dijabat oleh Bpk Budiono,
beserta sejumlah menteri-menterinya.
Mengamati
perjalanan hidup beliau, yang syarat hubungannya dengan berbagai karakter
manusia, dengan keanekaan ragaman masalah sosial di lingkungan tempat tinggal
beliau, betapa tidak, Beliau menjabat sebagai ketua rukun tetangga Rt.06
dilingkungan tempat beliau, sudah terbilang cukup lama, dan mungkin di wilayah RW.18 yang
terlama, hampir 9 periode, kalau dihitung waktu hampir 27 tahun beliau
menggeluti permasalahan karakter lingkungan dan karakter manusia di dalamnya.
Rukun tetangga dimana tempat tinggal beliau, yang hampir berpenduduk kurang
lebih 600 jiwa, tentu saja memperkaya pemahaman beliau tentang karakter
manusia, satu persatu dari setiap kepala keluarga hingga anggota keluarganya
hampir paham dan hapal, ditambah kesibukan Beliau yang semasa aktivennya
bekerja hingga pensiun di tahun 2008, cukup banyak menyita waktu beliau untuk
membagi dan memilah masalah dan solusi yang akan diberikan. kedewasan dan
kebijaksanaan beliau tentunnya menjadi harapan para warga, Rekan, Teman dan
sahabatnya, untuk dijadikan rujukan pertama disetiap masalah, sehingga diharapkan
dari setiap warganya dapat merasa nyaman
di tempat tinggalnya dan merasa ada dukungan dari tokoh warga, sudah barang
tentu kehidupan didalamnnya akan menjadi tentram , rukun, saling nenghargai,
saling berbagi dan tentunnya saling nasehat menasehat serta tegur menegur
prilaku menjadi sesuatu yang mendekatkan silahturahmi sesama warganya, juga dengan
beliau almarhum.
Langkah positif dan menjadi kesan mendalam
dilingkungan beliau tinggal, adalah saat-saat semua warga di wilayah RW.18
mengalami musibah Banjir, bukan sekali dua kali daerah tempat tinggal beliau
kena banjir, karena memang daerah tempat tinggal beliau menjadi langganan
banjir, termasuk di wilayah RT 04,Rt 07
, RT.02 dan RT. 09, banjir kadang terjadi dimalam hari, walau sering kejadiannya
banyak dipagi hari, pernah satu kali kejadian banjir terjadi dimalam hari,
saking derasnnya hujan, seluruh wilayah beliau tinggal , satu RT mengalami
banjir hampir satu meter, ketinggian sepinggang orang dewasa, bisa dibayangkan
rasanya keprihatinan beliau sebagai ketua Rt, melihat kondisi wargannya kena
banjir, banyak harta yang rusak, banyak anak-anak yang ketakutan dan panik,
sebagian barang-barang yang sudah tidak bisa diselamatkan akan terbawa banjir
ke sungai, disinilah peran Beliau menjadi istimewa dan punya peran penting,
bersama pengurus RT lainnya, berusaha sebisa mungkin meng-evakuasi ke
tempat-tempat yang tinggi dan tidak mengalami banjir, ke tempat saudara-saudara
mereka yg kebetulan tidak terkena banjir, sebagian banyak juga yang di evakuasi
di halaman masjid RW, yang cukup tinggi dan luas areannya. Masjid Miftahul
Jannah menjadi penyelamat banjir untuk bisa smentaraa bertahap dalam waktu 2
hingga 3 hari kedepan. Kami tahu persis beliau sangat menjaga dan menjalin
silahturahmi dengan ketua RT lainnya, sehingga kejadian banjir ditempat beliau
selalu menjadi perhatian rekan-rekan RT lainya untuk dapat menolongnya, banyak
yang dibantu dengan mengirimkan Air minum, nasi bungkus, makanan matang , pakaian
bersih dan beras, langkah positif beliau yang bisa dicontoh warganya adalah
intensnya dan komitmentnnya beliau berkoordinasi dengan pengurus Rtnya, bersama
mendatangi warganya yang terkena banjir, menanyakan kesehatan, menanyakan
keperluan yang dirasa mendesak, memberikan semangat untuk tetap sabar dalam
segala cobaan, hal-hal kecil inilah yang menjadi dialog kekeluargaan beliau
dengan wargannya.
Hal lainnya yang juga menjadi kesan kami terhadap
beliau, dan tidak banyak dilakukan ketua
RT lainnya adalah saat mengunjungi warga lain RT yang meninggal dunia,
Jika beliau bertakziyah, selalu akan membawa rombongan warganya bersama-sama
bertakziyah, berangkat bersama-sama, pulang bersama-sama, membantu bersama,
urusan kebaikan dan kebersamaan sudah menjadi hal yang melekat pada diri
beliau, walau sebagai manusia beliau juga punya kekurangan dalam hal
sesuatu,namun kebaikan akan selalu membuka jalan untuk berbuat koreksi kepada
yang lebih baik. Kepergian beliau sudah pasti meninggalkan luka yang dalam bagi
pihak keluarga besarnya,terutama bagi Istri beliau Ibu Hj Farida Suparman K dan
ketiga putra-putri beliau, meninggalkan 2 putri dan 1 putra, dua putra-putri
beliau sudah berkeluarga, sementara yang paling bontot perempuan masih kuliah.
Kepergian beliau menghadap Allah SwT juga diiringi dan diantar oleh rekan-rekan
beliau semasa masih bekerja, beliau pensiun normal di usia yang ke 55, sebagai
pegawai BUMN telkom. Disemayamkan dirumah duka ditempat tinggal beliau di
Perumnas 3 Bekasi, yang sudah dihuninnya hampir 35 tahun lebih, Disholatkan di
Masjid Jami Miftahul Jannah, dimana masjid tersebut adalah masjid yang selama
ini beliau urus dan kawal mulai dari renovasi , pencarian dana, hingga berdiri
seperti sekarang ini, Beliau tercatat sebagai
bendahara masjid, jazzakumullah khairan katsiran, Rekan-rekan beliau
di-kedinasan telkom, membei banyak kata sambutan, begitu pula Ketua DKM masjid,
Kertua RW, Sesepuh lingkungan, bersama memunajat memohonkan kelapangan
kuburnnya, diampuni dosa-dosany, serta ditemptakan di sisi Allah SwT yang
terbaik, dan diterima amal ibadahnnya. Kepergian terhadap orang-orang yang
disayangi dan dicintai kelurganya, merupakan bagian yang tersulit secara
psikologis, namun sebagai umat muslim,
adalah menjadi bagian dari
keimanan kita kepada Allah Swt, seperti Allah berfirman, Kullu nafsin
dzaikathul maut, semua hal yang ada dilangit dan dibumi, pasti akan mengalami
kematian, hanya waktu yang membedakan sesamanya kapan diantara kita yang akan
menghadap Allah Swt lebih dahulu. Kepergian beliau juga mengingatkan bagi kita
semua untuk selalu memahami 3 hal,
ketika kematian sudah terjadi hanya 3 hal ini yang bisa menolong kita diakherat
nanti, Amal Soleh, Anak yang selalu mendoakan kedua orang tuannya dan yang
ketiga, ilmu yang bermanfaat yang sudah diberikannya bagi sesama manusia tatkala
masih hidup.
Harimau mati meninggalkan
belang, manusia mati meninggalkan nama baik, semoga hal-hal yang terbaik dari
Almarhum Bpk Suparman Bin Kasijan , seperti mendirikan musholah di RT.06, ikut
membangun keberadaan akan berdirinya masjid RW,18 masjid Jami Miftahul Jannah, selalu
dikenang dan diingat oleh kami-kami, rekans, Sahabat, keluarga, dan orang-orang
yang mengenal Beliau, semasa beliau masih hidup, tak ada yang sempurna didunia
ini, selalu kepasrahan hanya untuk Allah SwT Semata, dan semoga Ridho Allah
selalu terlimpahkan Almarhum dan kepada kita semuanya. Aamiin Ya Rabbalamin.
0 komentar:
Posting Komentar