Ketiga anak-anak kami, baik yang besar maupun yang paling kecil, tentu saja pernah merasakan dan memahami sentuhan kasih Sayang Beliau, mereka juga merasakan saat beliau ajarkan tentang Islam, bahkan hampir semua adik-adik remaja putri maupun putra dilingkungan tempat tinggal kami, tak asing lagi bila dengar suara khasnya, Beliau selain punya kesan keibuan juga punya tanggung jawab pendidikan yang jauh kedepan, ini bisa dibuktikan dengan adanya kesibukan di rumah beliau yang hampir setiap sore hari selalu terdengar adik-adik kecil dari umur pra sekolah hingga tingkat SD, melantunkan huruf –huruf al Quran dari mulai IQRO hingga yang sudah punya kemampuan Khatam. Beliau kesibukan sehari-harinya adalah sebagai pengajar, Beliau mengajar di ditingkat sekolah dasar Negeri di salah satu tempat di Bilangan Mas Masyur, tanah Abang. Jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal Beliau ke tempat beliau mengajar ( Bekasi-Jakarta), tidak mengurangi rasa tanggung jawab Beliau untuk tetap disiplin waktu, kunci keberhasilan dalam pendidikan adalah disiplin waktu dan konsisten untuk berpikir bagaimana ilmu yang diajarkan bisa diterima dan dapat dipahami murid-muridnya. Setelah sholat subuh, beliau mulai bergegas untuk siap mengajar disekolah, kesibukan rutin dari mulai menuggu Bis hingga perjalanan panjang bekasi Jakarta, yang terkenal dengan kemacetannya, Beliau siasati dengan selalu berangkat lebih awal. Rasa letih dan lelah sepulang mengajar, tak menggangu pikirannnya untuk mengajar Iqro dan akidah agama Islam bagi adik-adik di lingkungan komunitas kami. Bahkan tidak hanya adik-adik pra sekolah, namun beliau juga telah mendirikan dan mengembangkan majelis Taklim kaum Ibu dengan nama Nurul kamal, keikhlasan dan keuletan Beliau, sangat dirasakan tidak hanya di komunitas Sangray, tetapi jauh hingga ke Kelompok Majles Taklim tetangga hingga di tingkat RW pun, beliau selalu diminta memimpin pengajian.
Dan memang belum satupun dari murid-muridnya yang mengikuti jejak Beliau, diantara kami pun sampai saat ini belum punya kemampuan yang bisa menyerupai sosok beliau sebagai guru sekaligus Usdtazah, walau diantara kami ada yang sudah terasa kefasihan membaca Al quran, keluwesan dalam membawakan acara yang bersifat keagamaan hingga rasa social yang mulai tumbuh pada diri kami, namun tetap sosok beliau punya pengaruh yang tidak sedikit dalam menghidupkan suasana pengajian yang digelar tiap malam jumat, seakan tanpa kehadiran Beliau , Taklim ini terasa kurang greget, seperti ada sesuatu yang kurang untuk disharing ditiap rumah tangga. Sungguh Beliau sudah membawa kepada kemajuan yang nyata dimajelis kaum Ibu, terutama kemajuan yang sifatnya mencipatakan nuansa agamis, dari kaum Ibu yang buta al Qur’an hingga sekarang fasih dan jadwal pengajianpun sudah menjadi schedule yang tetap dan tidak pernah kosong. Namun tiba-tiba pada suatu Pagi Beliau Jatuh Sakit, tepatnya dua hari setelah memasuki bulan Ramadhan tahun 2007, saat Beliau menjemur pakaian di teras atas rumah, saat turun dari anak tangga, Beliau lemas dan mendadak jatuh pingsan, Pak De Ari , Suami Beliaupun tertegun seketika, sambil mengucapkan ‘isthigfar” segera membopong sang istri menuju tempat tidur untuk diistirahatkan sambil diberinya cairan minyak kayu putih agar pingsannya reda, sementara anak Beliau, Lia ( Suster Rumah sakit mitra ), dipanggil dan mencoba untuk mengobati sakitnnya beliau, namun keadaan makin buruk, beliau pingsan terlalu lama dan akhirnya mengalami koma ( Stroke ) setelah sampai diRumah Sakit Mitra Jatinegara siang itu, seluruh keluarga besar Beliau menunjukkan rasa sedih,bingung dan sedikt panic, mengingat sudah hampir 10 hari Beliau mengalami Koma, tak banyak yang bisa diperbuat keluarga besar Beliau, selain segala sesuatunya diserahkan kehadirat Allah SWT dan memohon Doa bagi kesembuhan Sang isri, Ibunda dan nenek tersayang. Dihari ke 11 tampaknya Allah mendengar Doa hambanya, melalui Dokter yang merawat dan sekaligus mengobati Beliau, Lambat-laun status KOma berubah menjadi siuman, perlahan tapi pasti kesehatan Beliau semakin membaik, hingga akhirnya Beliau dinyatakan boleh pulang dan berobat jalan dengan control Dokter Mitra. Ujian telah dilewati, kesehatan Beliau sekarang ini memang berbeda jauh dibandingkan dengan kesehatan beliau sebelum terkena koma(stroke), sepanjang pemulihan penyakitnya, Beliau selalu ditemani oleh Suami tercinta, tak ada waktu luang yang dikerjakan Sang Suami selain turut prihatin terhadap penyakit yang menimpannya, serangan stroke sempat hampir menggangu memori Beliau, Beliau agak sedikit sukar mengingat Rekan-rekannya yang coba mengunjunginnya di Rumah, sekedar berbagi cerita dan prihatih atas musibah yang terjadi, Beliau lebih banyak tersenyum dan tatapannya kosong kedepan, Beruntung Kesabaran Sang Suami merawat dan menjaganya benar-benar bisa memulihkan kesehatan Beliau, sifat penyabar sang suami dan perhatiannya terhadap sang istri , ini yang memberikan motivasi pulihnnya kesehatan Beliau, walau masih dalam keadaaan Sakit Beliau masih menyempatkan diri untuk bersilahturahi dan berlebaran bersama keluarga dan kerabat di Rumah. Itulah hari Kebahagian bagi Bude Tercinta dan keluarga besarnya atas pulihnnya kesehatan Beliau, kebahagian semakin lengkap tatkala Beliau punya hajat bagi putri satu-satunya yang menikah dengan Rekan SMAnya, hajatapun digelar di Rumah tercinta dengan sederhana, diiringi adat Jawa, Beliau dan Sang Suami sangat gembira, wajah sumringah terpancar diwajah keduannya, walaupun hujan sangat deras mengguyur pelaksanaan Hajat tersebut diujung acara menjelang magrib, tapi inilah kenikmatan sebagai orang tua melepas putrid-putrinya hidup mandiri , berumah tangga, menjalankan ibdah kepada Allah, sungguh Allah telah memberi Rahmat dan Berkahnya kepada kelurga Bude tercinta, atas kesabaran yang menimpa beliau tatkala ditimpa musibah penyakit.
Hidup memang tak seperti yang kita duga, keinginan manusia sangat multidimensi, saat seseorang semakin dekat dan beriman kepada Tuhannya, ujian terkadang datang menghampiri, manusia tak bisa luput atas ujian dirinya, namun Allah memang sudah mengisyaratkan didalam firmannya, bahwa ujian akan diberikan kepada manusia orang –perorang, lengkap dengan solusinya dan kesanggupannya, tinggal manusia yang harus menemukan dan mencari rahmat tuhan di bumi ini dengan iman kepadannya dan tetap bersabar. Hari Sabtu pagi pukul 08.15, kami dikejutkan dengan kabar meninggalnya Bude Tercinta , Beliau telah dipanggil Allah SWT pada tanggal 25 April 2009, Sang Suami pasrah , LIa anak putri satu-satunnya tak percaya bahwa ibunda tercintanya telah tiada, Beliau meninggalkan 1 Putri dan 2 Putra, mereka semuanya telah berkeluarga, memang setelah sembuh dari penyakit strokenya 2 tahun lalu, Beliau sebenarnya sudah diperkenankan dokter boleh beraktivitas lagi, 2 minggu sebelum wafatnya beliau, Beliau terserang usus buntu dan gejala paru-paru, operasi usus buntupun sudah dijalankan Dokter, namun lemahnya kondisi kesehatan ini yang telah menghembuskan nafas terakhirnnya menuju kepangkuan Allah Swt . dengan tenang, tetapi memang sebelum ajal itu tiba, Allah telah menunjukan sinyal-sinyal kebesaranNya kepada semua keluarga Bude Tercinta, Kepada kami, kepada para Tetangga, Kepada Rekan Di Majelsi Taklim, kepada Adik-adik tercinta, namun memang dari kami semua, dan tak seorangpun yang bisa menangkap dan mengerti dengan jelas sinyal-sinyal kebesaran Allah Swt itu, kematian memang sangat misteri, yang jelas Dia pasti akan datang dan mengunjungi setiap manusia yang bernafas, waktu dan tempatnya siapapun tak punya ilmunya kecuali Allah Swt.
Demikianlah, sepenggal catatan bersama Bude tercinta, kebetulan kami ditunjuk mewakili pengurus warga untuk melepaskan kepergian Beliau tercinta keharibaan Allah swt, tentunya kami mendoakan agar Almarhumah mendapat tempat yang layak disisi Allah Swt, dan segala amal ibadahnya diterima dan mendapat pahala yang sebesar-besarnya, dan keluarga yang ditinggalkan ( Pak De Ari, Mas HAndoyo, Mas Handoko, ‘Mbal Lia, ‘Mbak Novi, Qomar dan Hany ) mendapat ketabahan dan kesabaran dariNYa, Selamat jalan Bude tercinta, selamat jalan Ibu Djuwariah, 62 tahun engkau telah menghiasi alam dunia ini, tinggal kami yang ditinggalkan, yang harus bisa menentukan apakah tulang-belulang Bude punya arti bagi kami, Insya ALLAH kami akan tumbuh dan mengenang Bude dengan segala sifat-sifat kemanusiannya, segala karyanya, terkadang kami sering menangis, namun semuannya kami kembalikan kepada kebesaran ALLAH semata, karena kami yakin kamipun akan kembali kepadaNya. Teriring Doa dikalbu kami. AMin. ( Msntro&li2h).
1 komentar:
Semoga bisa memberi pelajaran bagi kami semua.
Posting Komentar