SETIAP HARI BERIKAN SESUATU YANG BAIK KEPADA ORANG LAIN

Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui"

Jumat, 18 Desember 2015

MIMPIKU KEPADA MASJID ABUDZAR AL GHIFFARI AT TAQWA

Hal yang paling membekas dari masa kecil kami adalah  saat-saat harus berangkat ngaji, bareng temen-temen, setiap habis magrib, tentu saja kesenangan kami bukan pada ilmu al qurannya pada saat itu, tapi lebih kepada kumpul-kumpul  dan becandaan selepas ngaji, karena kalau diingat-ingat kembali, tempat ngaji kami adalah sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, dan letaknnya dekat dengan  tempat mandi dan wc umum milik Asrama Polisi, yang sengaja diizinkan oleh kepala asrama untuk dibangun dan dipergunakan untuk anak-anak mengaji. Bukan tanpa kendala mengaji di Musollah tersebut, selain aliran listrik yang dipusatkan hanya pada satu Gardu di kantor asrama, yang pada waktu itu, satu aliran listrik dibagi untuk semua tempat tnggal di asrama , ada sekitar 150 rumah yang aliran listriknya dibagi rata. Sehingga kejadian mati lampu sering kali terjadi, karena panasnya gardu , akibatnya mengaji dengan menggunkan lilin atau Petromak, atau semprong lampu sering kami alami. Dengan penerangan yang terkadang gelap dan antrian menunggu dari temen-temen lain untuk mengaji dihadapan pak Ustad.  Pak Ustad Momon, biasa kami paanggil, Diantara waktu itulah, kami dan sebagian temen-temen mengaji, terkadang menggunakan waktu untuk mengkaji pelajaran dihari kemarin , namun ada juga dari temen lainnya yang menggunakan waktunnya untuk bercandaan dengan temen lainnya sebelum dapat giliran mengaji didepan pak ustad. Maklum karena Pak Ustad, yang masih bujangan, mengajar tanpa assiten, dengan begitu banyak santri yang mengaji, tak semua bisa dikontrol dan diawasi oleh beliau, yang bisa membantu adalah dari kakak kelas yang sudah mengaji di tingkat al quran, sementara kami-kami masih belajar dari ABATASAnya Quran, waktu itu usia kami masih dikelas 2 hingga 5 SD. Namun demikian bukan tak ada yang membanggakan kami mengaji ditempat tersebut, kami bangga mengaji ditempat tersebut, karena ada temen kami yang menjuarai lomba baca al quran di tingkat kelurahan, Kak Iwan dan Nurjanah, kami memanggilnya, mereka berdua sering menjuarai acara lomba baca al quran ditingkat kelurahan.
 Inilah benang merah yang memberikan motivasi bagi semua santri mengaji disana bahwa belajar dengan sungguh-sungguh akan membawa kepada kebutuhan kami kelak saat dewasa nanti, selain memberikan kebanggan kepada orang tua, keluarga, tapi kepada lingkungan dan temen-temen kita. Tak ada yang tak memberi bekas mengaji disana, sebagai muslim dan sesama muslim yang terbaik adalah bisa saling mengingatkan sesama muslim bahwa Al Quran dan islam tentu petunjuk yang sudah diturunkan oleh Allah SWT, lewat nabi Muahammad SAW, yang menjadi pegangan dan jalan hidup di dunia dan kelak kembali ke haribaan Allah SWT, sang pencipta semua makluk.  Lantas apa hubungannya dengan Masjid Abudzasr Al Ghiffari yang di disebutkan dalam judul tulisan ini.
Masjid Abudzar Al Ghiffari At Taqwa adalah masjid yang letak , dan sekarang sudah dibangun dari tanah Fasum serta fasos ini, terlihat sudah gagah dan berdiri di lingkungan kami sekarang tinggal dan berumah tangga, sejak tahun 2005, dengan luas lahan hampir sekitar 600 m2, dengan fasilitas yang cukup memadai untuk ibadah dan madrasah bagi anak-anak. Ibu-ibu dan bapak bapak dilingkungan kami. Masjid Abudzar yang punya historis dari awal Musollah kecil Al Taqwa , kemudian banyak perubahan disana-sini sehingga sekarang berdiri dan  menjadi sebuah masjid Jami pengganti dari Musolah tersebut, fasilitasi ruangan sudah dilengkapi dengan Toilet, tempat wudhu, pengeras suara, mimbar dan tentunya Pengurus DKMnya. Misi dan visi dari pengelolaan masjid, adalah bagiaan yang menjadi area dan ranah kerja dari Para Pengurus Masjid Abudzar al Ghiffari at Taqwa, bagaimana kedepan masjid ini bisa menaungi dan mengayomi umat muslim di sekitarnnya, tentunya menjadi keinginan banyak orang  dan mimpi para jamaah yang menyandarkan aspek kegiataan beragamanya pada dinamika masjid ini.     Masjid yang mempunyai jamaah dari Lingkungan Rt.05, Rt. 08 dan Rt-09 serta masih ditambah jamaah dari Lingkungan RW.05, yang rumah tinggalnya berdekatan dengan komplek masjid ini. Terasa “keramaain”  masjid ini bila hari jumat datang, ibadah sholat Jumat yang diselenggrakan Pihak pengurus masjid ini, akan mengundang para jamaah dari sekitar Rt.05, Rt.08 ,Rt09 dan sekitar wialyah Rw.05 dengan panggilan azannya via pengeras suara masjid, yang cukup terdengar dan mampu menginformasikan kegiatan-kegiatan masjid seperti informasi tibanya waktu-waktu sholat wajib dengan tepat waktu, informasi wafatnnya salaah satu jammaah atau penduduk disekitarnnya, bahkan sekelas acara Tabliq Akbar besarpun pernah diselenggrakan dimasjid ini dengan Dai-dai Kondang dari Ibukota Jakarta. Jika seluruh layanan basic masjid  ini bisa terpenuhi dan dirasakan pihak warga dan masyarakat sekitar, sudah barang tentu, upaya pengurus masjid memberikan yang terbaik kepada jamaah akan menunai kebaikan yang barokah bagi kemajuan dan perkembangan masjid kedepan. Misal pengelolaan zakat, sodagoh dan infak, pengeloaan yang sifatnnya pembelajaran , pendidikan bagi jamaah, Baca Quran, kajian Islam, Majelis Taklim, pengelolaaan dana masjid, membeentuk wadah kegaitan untuk remaja masjid, pendirian TPA, dan fungsi-fungsi masjid lainnya akan menyemangati dan mendorong kemajuan islam di masjid abudzszar kelak. Inilah kenapa seorang muslim harus bangga terhadap masjidnya dan harus punya mimpi menjadikan masjid seperti yang dicontohkan Rasullullah SAW. Sebaigamana salah satu Hadist Nabi, yang disampaikan oleh Imam Bukhari dari riwayat Ustman Bin Affan  Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya atau hadist yang sama tetapi beda redaksinnya “ Sesungguhnya orang yang paling utama diantara kalian, adalah orang yanag belajar Al Quran dan Mengajarkannya “. Ada 2 hal yang bisa kita petik dari hadist diatas, yakni 2 amalan,  Belajar dan mengajarkannya.  

Dua hadist tersebut yang saat ini dterapkan oleh para pembina dan pengasuh sebuah tempat pendidikan Al Quran, yang letaknnya tidak jauh dari Masjid Abudzar Al Ghiffari At Taqwa , kedua tempat pendidikan ini, walau terbatas dari segi tempat namun mereka sudah mampu mengikuti dan meneladani ajaran islam dan  rasulnya, paling tidak mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan keberagamaan islam orang lain. Bahkan mereka sudah mampu menularkan metode belajar dan kajian islamnya kepada orang lain. Dengan jumlaah santri yanag berbeda dari keduanya, namun manfaat dan binar-binar sinar ajaran islam, sudah ikut memberikan Auora dan Semangat   di Lingkungan Masjid Abudzar Al Ghiffari At Taqwa. Bisa kami sebut salah satunya adalah taman pendidkan RUMAH SAHABAT AL QURAN ( RSQ )  yang di kelola sepasanga suami Istri lulusan dari LIPIA Jakarta, yakni Bpk Ustad Nuhakim Zaki Jaffar LC dan istrinya, yang seorang Hafidzoh,  taman pendidikan ini dengan santri hampir 250 orang, dengan pilihan program, waktu dan kurikulum  pendidikan  seperti Tahfidz Anak, Pesaantren Sabtu,Tahsin Dewasa, Tahfidzh Dewasa dan bahasa Arab, dengan semboyannya “ Mempelajari Al Quran kini makin Mudah!, dengan guru-guru yang potensi dan punya kapasitas seperti Ummu Aisyah dan Ibu Ina. Pernah satu kali kami memperhatikan dan melihat kegiatan taman RSQ ini  saat menggunakan tempat di masjid Abudzar Al Ghiffari untuk kegiatan Murojaah bagi anak-anak didiknya, dengan membawakan dan latihan menghapal surat Al Fajr ( 30 ayat ) serta surat Al Balad ( 20 ayat ).  Sumbangsih kegiatan-kegiatan siar islam ini tidak hanya terbats pada taman RSQ ini saja, yang lebih dahulu ada dilingkungan masjid seperti Taman Pendidikan Al Quran RAUDAHTU AL JANNAH, juga melengkapi sumbangsihnya bagi anak-anak disekitar lingkungan masjid, dengan program IQRO dan Juzz Amma serta Al Qurannya. Taman pendidikan ini lebih kepada Tajwid , membaca secara tartil dan membaca Quran dengan metode yang diasuh oleh sepasang suami istri juga, yakni Bapak Ustad Akhmad Rifqi dan Umi Nurhikmah, istinnya. Yang lulusan pesantren disalah satu pesantren di Ciebon, Ponpes Buntet.  Sungguh kedua taman pendidikan ini memberikan wujud nyata dari metode pendidikan islam, yang implikasinya tentu saja akan tumbuh dan menular ke lingkungan Masjid Abudzar Al Ghiffari At Taqwa. Kondisi dan keberadaan kedua taman pendidikan Al Quran ini yang berdekatan dengan lningkungan masjid, kedepan harusnya menjadi bagian dari sentuhan kerja Pengurus  masjid untuk bisa merangkul dan memberikan ruang yang lebih nyaman untuk  memakmurkan masjid, mengingat saat ini kedua taman pendidikan ini, berdiri dan berkegiatan di lokasi mereka masing-masing. Inilah kenapa dalam tulisan ini kami menyampaikan kegiataan kami mengaji dimasa kecil dengan keberadaan masjid tempat tinggal kami sekarang, nuansa , waktu , fasilitas dan zaman yang berbeda, akan memberikan benang merah yang berbeda pula,  mudah-mudahan mimpi kami dan juga mimpi kaum muslim lainnya terhadap keberadaan masjid menjadikan madrasah bagi anak-anak muslim, baik yang sifatnnya Peribadatan, Sosial kemasyarakatan dan Tarbiyah atau lebih luas dari itu seperti Pelayanan kesehatan, Bimbingan dan penyuluhan serta santunan sosial seperti bea siswa, bisa terwujud, sembari kami berdoa dan semoga diridhoi Allah SWT , menjadi golongan yg disebutkan dan mendapat barokahnya dalam sebuah hadist dari HR Muslim “ Bacalah Al Quran karena dia yang akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi pembacanya” Amin.  

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes