Pukul 08:00 pagi kami sudah meluncur dari Tol Tambun ( Grand Wisata ), hari sabtu tanggal 16 Mei 2009. Lancar dan sangat nikmat, perjalanan Via Tol Cipularang, mema
ng hanya butuh waktu sekitar 2 jam hingga tiba di Kota Bandung, Tol Cipularang memang sangat ideal dan effektif, sepanjang jalur toll pemandangan alam dikanan kiri jalan sangat menakjubkan, penuh kesan Hijau, Bukit dan Gunung saling berjabat tangan seolah ikut menemani kami, jalur kereta Api-pun sesekali menampakkan wajahnnya, seakan malu-malu untuk berkenalan dengan kami, maklum satu rekan kami baru pertama kali berkunjung ke Bandung , Nampak wajahnya sangat antusias, pertanda kota Bandung benar-benar menggodanya, Walau sepanjang perjalanan, perut kami sudah diganjal dengan Bakwan dan lontong, namun memang perut tidak bisa diajak kompromi, Rasa laparpun sudah menjadi tanda, memang Bandung menyimpan aneka kuliner. Akhirnya kami sepakat untuk langsung meluncur ke Kota Lembang, sasaran kami adalah Ayam Gantung, Namun memang Bandung tak hanya menyimpan Sejuta kuliner, tapi juga melahirkan kemacetan yang luar biasa, apalagi kalau sudah diujung Weekend, Sabtu dan minggu adalah punyannya Wisatawan, Buktinya setelah kami selesai membayar tiket toll keluar di Pasteur, sudah disambut dengan kemacetan, lagi-lagi kami beruntung, Sahabat kami ini, tahu persis kota Bandung, ada jalan kekiri setelah keluar Toll Pasteur, kami alihkan mobil menuju jalan tersebut, Via Sarijadi terus meluncur hingga tak sadar sudah sampai di Ledeng, kami lewati Stasiun Ledeng, hingga tiba di Pasar lembang, Mobil kami parkir didepan rumah Makan Ampera, sembari mampir nyicipi Ketan dan Colekna, bumbu serundeng dan sambal begitu menggoda, khas dan special, panganan tersebut memang banyak dijajakan disepanjang jalan menuju Lembang, akhirnya kami pesan tempat di Rumah makan Ampera, Menu Ayam gantung, Tahu, Tempe, Lalapan, pete, Kerupuk, Kredok, Sambal, empal, Babat hingga jeruk panas , anget, teh manis, campur jadi satu dengan guyonan dan bincang-bincang kami dimeja makan, perut sudah terisi, rasanya perburuan kami tentang kuliner Bandung, akan menarik karena si perut sudah bisa diajak kompromi.
Mumpung masih di Lembang, sebelum masuk waktu Sholat Dzuhur, kami mampir dulu, cari ES Lilin , di Jl Cijeruk Lembang, warna-warni es lilin serta aneka rasa durian, Strawberi, Kacang Hijau, dsbnya, Es LIlin adalah panganan saya ketika kami masih bersekolah di SD, bentuk bulat dengan gagang Kayu, rasanya manis, dingin jadi satu dengan music yang dilantunkan lewat Pengeras suara di Teras Rumah pemilik Toko, Teras yang special buat pengunjung dengan Sofa panjang ukuran 3 orang, Meja besar ditambah 2 buah kursi, kanan kiri aneka bunga dengan Pot Manis, semakin manis saat alunan suara Wihtney Houston terdengar sayup-sayup diatas kepala kami, Sound kecil memang diatas kepala kami, foto ria menjadi kenangan, Es Lilin seharga Rp.1500,-/buah mampu menerawangi ke masa kecil kami dahulu, hanya mungkin cara makan kami yang saat ini berbeda, beberapa komentar dari pengunjung rasanya menjadi testimony tersendiri, seperti Komentar JOE ( Presenter Tangkap ),sekaligus personel dari Pandiangan, tertulis, Es Lilinnya mah Mantap. Sambil Say Goodbay dengan Sipemilik Toko, kami pamitan, Namun lagi-lagi masih disekitar lembang dan tak jauh dari Toko es lilin, kami menuju pusatnya Tahu Tauhid, Tersedia Café untuk ,menyantap tahu dan aneka panganan lain, Saya pesan Tahu tauhid isi 24 Buah, 3 Paket, buat oleh-oleh, Sahabat saya , Ance dan Ibu Hanung, sepertinya selain tahu tauhid, susu kacang, Youghurt dsbnya sudah dijinjing menuju Mobil, Panganan Lembang kali ini tidak banyak yang kami sasar, suasana semakin Rame saat saya lihat rombongan Sepeda Bike To Works, mampir dan menyantap tahu plus Bacang, Lontong, diteras Rumah si pemilik Tahu Tauhid, Aneka Sepeda diparkir mulai dari merk FOX, Untited, Jamaica hingga tampilan Sepeda yang kalau lihat dari tampilannya, punya nilai harga jual yang pasti tinggi. Mereka seperti sangat menikmati, ajang kumpul dan ajang Gaul.
Sasaran berikutnya adalah Cihampelas, Aneka Jeans dan Kaos gaul,yang sedari awal akan kami incar untuk dibawa pulang, maklum bocah-bocah dirumah minta dibawain Kaos Skater, Jeans, Aneka Kaos Gaul, mengingat waktu akhirnya kami hidupkan mobil, meluncur kearah Cihampelas, tapi mampir dulu di Mesjid Cipaganti, kami Sholat Dzuhur, sembari rebahan, sedikit coment diantara kami tentang suasana Bandung, Jalan lurus di depan Mesjid Cipaganti adalah arah ke Jl. Cihampleas, jalan kaki dari jalan itu menuju pertokoan Cihampleas, berderetlah aneka FO dengan special masing-masing. Kami berpisah, Ibu Ance, Ibu Hanung, Sahabat kami Asli sumedang dengan Soulmatenya, punya Window Shoping sendiri-sendiri, dari mulai Outlet Bergambar Cat women, Superman, Rambo, dsbnya, Saya dan suami kebetulan dapat jeans yang cocok di FO warung Gaul, jeans hitam, hingga akhirnya kami ketemuan di Outlet Warug Gaul, sambil duduk di ruang tengah Toko, yang memang sengaja digunakan dan untuk istirahat pengunjung, terdidri dari Meja besar antic dengan Bangku Kayu Panjang. Dimusolah dekat situ juga kami Sholat azhar, sambil tunggu Ance dan ibu Hanung lihat-lihat aneka Blus, kemeja dsbnya. Setelah menjinjing belanjaan masing- masing, saya sempat beli peuyem/tape, panganan ini yang akhirnya jadi primadona di Mobil, bukan rasanya, tapi harumnya yang menyeringai sepanjang perjalanan kami menuju warung Mie Kocok, dekat dengan Toko Kartikasari, segarnya mie Kocok dan batagor , membuat kami serasa tak terganggu dengan penjungjung lain, mereka datang dari seantero Bandung dan luar Bandung, terlihat dari BiS-Bis besar yang mereka tumpangi, Bis wisata, Bapak-Ibu dan anak, mereka rombongan wisata, lagi-lagi kami harus menjinjing panganan khas produk Kartikasari, mulai dari Molen rasa coklat, Rasa Keju hingga aneka gorengan tempe, Oncom, sale pisang, dodol, wajit hingga kerupuk kemasan plastic besar.
Rasanya badan ini sudah terasa lengket, kalau tak disiram air, wah bisa-bisa kota Bandung tidak akan menerima kami lagi, Satu-satu pilihan untuk menyegarkan badan ini, tentu saja deretan rumah asri yang ada di Perumahan Antapani, Rumah Ortu Sahabat kami ini, rasanya pas buat menghilangkan rasa cape kami, sekaligus kami bisa stay tune in, untuk mengenal Bandung diwaktu malam nanti, namun sudah menjadi trade marknya Bandung, tak ada jalan lancar yang bisa diukur dengan waktu, Lepas dari Cihampelas, kami telusuri beberapa jalan Topnya Ibukota Bandung, mulai dari Jl. Gatot Subroto, Jl. Sudirman, Jl. A.Yani, Jl. Braga, kesibukan memang sangat terasa, BSM ( Bandung Supermall ) terlihat rame, antrian Motor didepan Mall mulai memadati halaman parkir BSM, belum lagi deretan mobil cantik dan mewah yang sangat akrab dengan pertokoan tersebut, diujung prapatan kiara Condong tibalah kami disana, mulailah kesibukan polisi mengatur lalu lintas dijalur ini, beberapa ruas jalan mulai berubah alih, jalan dialihkan ke kiri, hingga akhirnya mobil kamipun terjebak dalam antrian kemacetan, rencana kondangan jam 7 malam di Graha Siliwangi Jl. Aceh, sudah menanti kami sejak sore, pas lewat magrib akhirnya sampai juga kami di Jl. Kudus, Perumahan Antapani, tempat ortu sahabat kami tinggal, sambutan kekeluargaan terasa kental, karena memang kami sudah saling kenal, sejak sahabat kami ini punya acara dirumahnya, bergegas antrian kamar mandipun jadi primadona untuk menyegarkan Badan. Setelah Sholat magrib, Secangkir Kopi hangat dan Teh manispun melewati kerongkongan kami ditemani panganan Rengginan (kami menyebutnya demikian), obrolan santai dan guyonan sesekali mewarnai pertemuan ini, Nikmat santai, apalagi kami tahu bahwa adik sahabat kami ini, yang biasa kami panggil Euis, dan masih Jomblo, jadi candaan Ibu Ance, mahklum Ibu ance ini terkenal Cuek, dan punya tawa khas yang lucu, malam mimggu adalah malam panjang, saya lihat Sahabat kami ini sudah rapih dengan Batiknya, acarapun lanjut menuju Graha Siliwangi, kamipun pamitan dengan Ortunya Si Euis. Terima kasih Abah dan Umi.
Pukul setengah delapan malam, kami baru beranjak dari Antapani, kemacetan sudah terasa di Gerbang keluar perumahan Antapani, mobil kami alihkan lewat jalan tembus ke Arah Sukarno Hatta, hingga meluncur melalui keramaian kota Bandung, sesekali pandangan kami arahkan ke jalan yang menuju Gedung Sabuga, di kawasan Kampus ITB, sebuah tempat yang dijadikan acara Deklarasinya Calon Pilpres Pak SBY dan Pak Budiono kemarin, setibanya di Graha Siliwangi, terasa kesan Mewah mewarnai perhelatan pernikahan Putri teman Sahabat kami ini, deretan Mobil Mewah, pagar ayu yang cantik-cantik, menu makanan yang variatif, memberi nuansa sendiri bahwa yang punya hajat tentunya orang sukses. Kami tak bisa menemani Sahabat kami di dalam Ruangan pesta, rencana untuk menyicipi Sate Ciliwung, dekat arah Jl Riau, tak bisa benar-benar kami nikmati, selain kami berempat tak Tahu jalan menuju kesana, akhirnnya santap malampun kami nikmati di Taman Gashibu tepat pukul 10 Malam, Nasi Goreng spesial, nasi goring Seafood, Brokoli, Ikan Bawal asem manis, menjadi menu terakhir hingga sebelum kami meluncur ke Bekasi, Bandung memang terasa menggoda saat malam tiba, deretan rumah makan ramai dikunjungi sepanjang Taman Gashibu, selentingan terdengar Music Live dari Café Rumah nenek, Godnight Bandung, Guyonan dan canda di dalam mobil menjadi teman kami pulang menuju Bekasi, Mess dan Kunci rumah menjadi tawaan kami sepanjang jalan Cipularang , alunan music dari Withney Huoston hingga Lupa.lupa.lupa,lupa, lupa lagi syairnnya dari kuburan Band, terasa mengalum riang, apalagi buat Rekan yang dijuluki Si Pelor, Nempel langsung Molor. ( By Putrisangray ).
0 komentar:
Posting Komentar