SETIAP HARI BERIKAN SESUATU YANG BAIK KEPADA ORANG LAIN

Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui"

Sabtu, 19 September 2015

AIRA SAYANG ( Selimut Duka kembali di RT.08 )


Belum genap sebulan, tepatnya tanggal 1 September 2015,  Almarhumah Nenek Zaenab binti Mahmud, meninggalkan kami di lingkungan RT.08, sebagai ketua majelis Taklim ibu-ibu di Rt.08,  tak ada firasat apapun yang hinggap di pikiran maupun hati Rekan-rekan dan jamaah taklim lainnya, ketika sore hari tepatnnya di RS Polri kramat Jati, Jakarta, beliau menghembuskan nafas terkhir, maka seluruh rekan, sahabat, tetangga, menantu, cucu dan suami tercinta beliau, teramat kaget dengan berita alamrhumah telah wafat, hari itu Allah telah memanggil orang-orang yang disayanginnya kembali ke haribaannya.
            Sesungguhnya kematian itu adalah milik Allah, kapanpun dan pada saat apapun , ketika Allah berkendak maka Allah akan mengambilnya.  Begitu pula dengan yang terjadi kepada ananda tersayang, AIRA, anak perempuan paling bontot diantara 3 saudara perempuan lainnya, terlahir dari pasangan muda Lulu dengan Iwan Gustiawan, almarhumah kecil ini adalah cucu tersayang dan termuda dari keluarga Pak Supardi yang bertempat tinggal di Rt.08/ 18, betapa tidak keseharaiannya bermain di rumah kakeknya, dengan profile yang sangat lucu, berpenampilan sehat, montok dan menggemaskan bagi semua kakak-kakaknya serta teman-teman sepermainan di rumah, apalagi lagi saat berdandan dengan pakain gamis kecilnnya, harus menghadap Allah SWT, pada tanggal 16 September 2015, waktu sore hari, di rumah duka Jl.Pulau Sangihe Raya 100 perumnas 3. hanya karena panas biasa yang kemudian semakin tinggi suhu panas badannya hingga  mengejang di seputaran tubuhnnya, tidak sedikit upaya memberi pertolongan pertama, membawannya berobat dan periksa di beberapa rumah sakit, 
         Tepatnya ketika panas tubuhnya mulai terasa, di hari itu, minggu sore tanggal 13 September 2015, upaya dari Bundanya periksa awal di Dr, Iqbal, hingga diberi rujukan ke rumah sakit Sentosa, Perumas 3, analisa di 2 rumah sakit itu, ananda Aira harus dirawat di ruang ICU, agar bisa intensif merawat dengan alat-alat yang ada di ruang ICU.
         Sungguh cerita yanag mengharukan bagaimana sanak kelurganya mengupayakan untuk mendapatkan ruang ICU di Sekitaran Rumah sakit yang ada di Bekasi, mulai dari RS Bela, yang ruang ICUnya penuh, RS mitra, yang kita tahu sendiri, biaya di Ruang ICU sangat tinggi sekali, belum harus deposit, apalagi Ananda Aira ini tidak masuk dalam program BPJS kesehatan, yang notabene, seluruh biaya perawatan dan obat-obatan serta ruang inap di RS harus dibiayai sendiri, sementara Ayahnya, mas Iwan, yang hari kejadian masih ngantor di Jakarta, dijembatan lima ,Kota. Yang dikabarkan dengan berita ini, sang Ayah, sampai menembus jalanan Jakarta yang macet, dari Jembatan lima kota hingga Bekasi Timur, dengan menaiki Ojek, hingga kemudian bertemu dengan Aira dan istrinnya serta neneknya di RS Sentosa,  Yang terpikir disemua benak orang tua, adalah menyelamatkan dan memberi pertolongan agar anaknya bisa segera di rawat di ICU yang ada. Hingga akhirnya, AIRA kecil mendapat pertolongan di ruang ICU RS Adam Thalib, Cibitung, pada jam 10 malam waktu setempat, dalam keadaan kritis dan koma, hembusan napasnya, mulai terasa berat serta kejang yg semakin keras, walau beberapa alat-alat di ruang ICU bekerja, namun Aira kecil ini masih belum memberi kondisi baik, terlihat ditangan ada bilur-bilur lebam, seperti urat peredaraan darahnnya pecah, analisa dokter Adam Thalib , ada virus di di sekitar kepala, terutama virus yang sudah menyerang di bagian otaknnya, yang mengakibatkan pasokan oksigen dan distribusi darah ditubuhnya mulai dirasa kurang lancar, hingga mengakbatkan detak jantung dan kerja jantung menjadi berat. Upaya untuk memudahkan jantungnya bekerja, juga sdh dicoba dengan bantuan obat yang di-infus-kan melalui cara infus tersebut, namun kondisi air yang putih bersih diwajahnya, yg masih terbaring di ruang ICU tersebut, belum menandakan kearah yang lebih baik, 
Aira saat ketika akan disholatkan.

3 hari sudah kondisi Aira sayang masih ada di Rumah sakit, di temani oleh ayah dan Ibunya serta kakak Febi dan adiknya Nayla, 3 hari pula biaya rumah sakit mulai bertambah, kondisi biaya ini, juga dirasakan oleh kedua orangtuannya, keduanya bukan dari golongan yang mampu membayar setinggi biaya perharinya, yang hampir 6 juta perhari,  tangisan dan rasa kepedihan sangat-sangat dirasakan kedua orangtuanya,  kata-kata ikhlas dan pasrah menerima semua kejadian ini adalah yang terbaik untuk mengingat Allah, sesungguhnya anak adalah titipan Allah SWT, ketika “titipan” tersebut diambil oleh pemiliknnya, hanya kerelaan hatilah yang bisa mendekatkan diri dan taqwa kepada Allah, Allah “mewafatkannya” pada hari itu, semoga Aira sayang, menghadap dengan khusnul khotimah kembali ke surganya Allah.

            Aira sayang , lahir dengan nama lengkap Uray Almaira damitsa Gustiawan, lahir di Bekasi tanggal 31 Desember 2013, wafat di Bekasi Rabu, tanggal 16 September 2015, sore hari. Usia yang masih muda 18 bulan, usia-usia yang begitu banyak memberi kebahagian kedua orang tua dan kakak serta adiknya. Selamat jalan Aira sayang, semoga Allah menempatkan yang terbaik dan bisa bertemu kembali dengan kedua orangtuanya kelak. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes